Part 5 Pengalaman Mengikut Tes Substansi LPDP
BECOME
AN AWARDEE OF LPDP, ARE YOU READY?
Part 5
Pengalaman
Mengikut Tes Substansi LPDP (Tahap 3)
Oleh Lu’liyatul Mutmainah
Pada
tahap akhir ini, kita dituntut untuk santai, rendah hati dan menjadi diri
sendiri, Why? Kenapa kita perlu
santai? Karena untuk melalui dua tahapan sebelumnya kita sudah banyak
mengeluarkan energi. Jadi, kita perlu santai agar tetap maksimal untuk tahap
akhirnya. Selain itu, tahap substansi terdiri dari tiga tes (essay, LGD, dan
wawancara) yang menghabiskan waktu seharian atau dua hari (sesuai jadwal yang
ditetapkan oleh LPDP), untuk yang mendapat jadwal sehari perlu tenaga ekstra
dan terkadang harus berpindah tim LGD.
Contoh,
saat essay on the spot. Jika kita
santai, maka kita bisa menulis dengan baik dan bisa mengingat tips bagaimana
menulis essay yang padat dan bagus (pembuka, inti, penutup dan kesimpulan).
Kita bisa mencerna informasi yang telah kita dapat sebelumnya melalui membaca
ataupun ketika diskusi dengan sesama calon awardee melalui simulasi yang
biasanya diadakan oleh teman-teman awardee.
Kita
harus rendah hati (sebenarnya dalam situasi apapun), tapi di sini memang sangat
diperlukan. Hal ini karena kita akan bertemu dengan banyak orang yang baru kita
kenal, kita juga sebaiknya ramah dan mau berkenalan dengan yang lain (tidak
harus orang lain dulu yang menyapa kita, kali dapat informasi juga kan hee).
Pada tahapan LGD contohnya, tiba-tiba kita dikumpulkan dalam ruangan yang sama
dan diminta untuk mendiskusikan suatu topik pada artikel yang diberikan. Jika
kita tidak rendah hati, mungkin kita bisa mendominasi diskusi dan tidak bisa
memberikan yang lain kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Ingat, bahwa
ada dua psikolog yang memperhatikan dan tahu persis bagaimana kita berpendapat
dan menanggapi/menghormati teman diskusi kita. Para psikolog tersebut hanya
melihat sehingga kita tidak perlu takut atau memandang mereka tajam yaaa....
Tips
mencari teman satu kelompok LGD : bisa dengan grup telegram dan membuat grup
chat yang bisa digunakan untuk latihan melalui voice note ataupun untuk meet up
dan saling mengenal agar lebih santai ketika LGD beneran. Sekarang juga ada
fasilitas discord untuk simulasi LGD.
Ketika
wawancara, kita juga harus menunjukkan sikap yang santai, rendah hati dan
menjadi diri sendiri. Ketika kita santai, maka kita bisa menanggapi pertanyaan
interviewer dengan lancar meskipun kita tidak yakin apakah jawaban kita benar
atau tidak (karena kadang ada pertanyaan seperti berapa jumlah pulau di
Indonesia, siapa dosen yang menjadi ketua KPK dsb).
Ketika
wawancara ini, ada tiga orang dan kemungkinan salah satunya adalah psikolog yang
tentu saja sangat memahami bahasa tubuh kita dan menerjemahkan bagaimana kita
menjawab pertanyaan mereka. Jadi, kita perlu sekali menjadi diri sendiri dan
rendah hati. Kebanyakan pertanyaan pewawancara ini adalah tentang diri kita
sendiri. Baik itu terkait studi S1, rencana studi S2, kesuksesan terbesar,
kegagalan terbesar, hal yang tidak sesuai dengan nilai integritas, impian yang
belum tercapai, kegiatan organisasi yang paling berpengaruh, kontribusi yang
pernah dilakukan, termasuk tentang impian kita.
Saran
saya adalah jawab setiap pertanyaan dengan lugas dan tegas, tidak bertele-tele
dan to the point, jangan terlalu
serius artinya selingi dengan senyuman atau tertawa kecil jika memang ada hal
yang lucu. Ingat, para interviewer adalah orang baik yang mau mendengarkan kita
dan mereka sudah berpengalaman menginterview berulang kali, jadi ini adalah
kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan keunikan atau keunggulan kita
tanpa dibuat-buat. Yang jelas, ingat dan pahami betul nilai-nilai yang dicari oleh
LPDP yaaa..
Sejak
saya mengenyam bangku S1, wawancara seperti ini pernah saya dapatkan ketika
mendapat beasiswa Djarum Foundation dan DPU DT Yogyakarta, lalu ketika
wawancara di BI dan KPK (keduanya gagal setelah saya tes wawancara psikologi)
padahal tinggal tes kesehatan dan wawancara direksi. Sedangkan untuk wawancara
pekerjaan lainnya hanya simpel, tidak sampai detail seperti wawancara LPDP dan
yang saya sebutkan di atas.
Sejak
saya gagal di BI dan KPK, saya mulai memahami pola wawancara dan juga bertambah
worry sebenarnya, masa ini wawancara
ketiga saya setelah lulus mau gagal juga :v. Dari situlah saya benar-benar
mencoba totalitas berikhtiar dan berdoa serta meminta doa dari orang-orang
terdekat saya, yang paling utama jelas orang tua dan guru/dosen saya, anak-anak
yatim dan anak yang saya ajar di waktu luang saya, serta sahabat-sahabat saya
(Karena berdasarkan pengalaman beberapa ewordi, LPDP ini yang paling tight dan
banyak lulusan kece yang ga lolos, tapi untungnya lolos beasiswa lain juga sih
hee..yang penting sama sama seneng deh, hidup lo ga akan berakhir walaupun ga
dapat LPDP koq hee, tapi tetap ikhtiar dan doa terbaik yaa biar lolos, pokoke
semangat!).
Pola
wawancara dari kesemuanya hampir sama, yaitu mendalami kepribadian kita dan
mengetahui apakah kita sudah benar-benar siap untuk menjadi bagian dari
instansi mereka. Hal ini saya sadari karena saat interview di BI maupun KPK,
mereka justru menyarankan saya untuk sekolah lagi. Selain itu, ketika ditanya
alasan kenapa melamar pekerjaan di BI dan KPK, saya masih belum benar-benar
yakin menginginkannya dan bisa berkontribusi di sana. Saya hanya mengarang
alasan bebas yang terkesan klasik :v
Bagaimanapun,
semua kembali pada Allah, manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Bukan kita
yang hebat, tetapi Allah yang mencukupkan dan Allah yang memudahkan. No Gain, No Pain, Straight forward and keep
spirit to achieve your goals.
“Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain”. (Al Insyirah: 7).
Berikut ini saya coba gambarkan
rentetan tes substansi yang saya ikuti yaa (karena setiap individu bisa berbeda
runtutannya):
Setelah pengumuman bahwa saya lulus
OA (5 Mei 2017), yang terbersit adalah GUWE KUDU FOKUS BIN KHUSYU’ hee...
sambil menunggu informasi kapan pelaksanaan tes subtansi, saya mencoba menyusun
strategi dan menjadwal ulang kegiatan saya. Bulan Mei itu penuh perjuangan ga
cuma saya, tapi juga adik-adik teman belajar saya yang kelas 6 sekaligus
teman-teman penerima beasiswa pengembangan bahasa inggris dari kampus. Dalam
waktu bersamaan saya mengajar praktikum di kampus, mengajar adik sanggar,
mendampingi adik yang mau UN dan menjalankankan amanah pengembangan bahasa :D
(sempet ngedrop iya, berlanjut hingga lebaran juga :v, tolong jangan tiru
yaa...temen temen harus keep healthy).
Saya mencoba menyusun jadwal agar
bisa ikut pertemuan dan simulasi yang diadakan senior awardee, mantengin grup
telegram almost every hour, dan corat
coret agenda sambil baca berita terkini untuk persiapan LGD.
Akhirnya tibalah pengumuman jadwal
substansi untuk wilayah Jogja (10 Mei 2017), tapi ada file yang salah lalu
direvisi tanggal 12 Mei 2017, sedangkan jadwal urutan verifikasi berkas asli
(ada panduannya), LGD, Essay dan wawancara beserta grup LGD dan essay
diberitahukan pada tanggal 19 Mei 2017. Padahal pelaksanaan tes saya tanggal
22-23 Mei 2017 (tanggal 21 Mei 2017 saya juga tes SIMAK UI heee, jadilah 3 hari
menegangkan). Bayangin kalau gita ga well
prepared dan cuma mantengin email nunggu gitu, dalam 4 hari mana bisa
ngumpulin informasi dan diskusi dengan banyak calon awardee dan senior awardee
di sela-sela kegiatan yang full day
banget.
Setelah dapat kejelasan itu,
langsung grup telegram rame melakukan pencarian kelompok LGD nya demi menyatukan chemistry dan biar bisa enjoy pas tes
nanti. Waktu itu saya dapat jadwal LGD dan Essay di hari pertama (LGD dan essay
biasanya sepaket, LGD dilakukan per kelompok, Essay dilaksanakan 2 kelompok
sekaligus). Walaupun LGD saya siang, tapi saya datang dari pagi untuk mencari
teman satu grup (walau sebelumnya sempat berjumpa dengan 3 orang lainnya, tapi
masih ada 2 orang yang belum pernah bertemu). Selain itu juga untuk
menyemangati sesama peserta yang sudah saling mengenal dan berjuang simulasi, benefit
lainnya kita bisa tahu topik LGD atau essay dan pertanyaan apa saja dari
wawancara dari hasil cerita teman-teman yang lain (sedia payung sebelum hujan
lah).
Alhamdulillah, waktu menulis essay
topiknya general (jadi ada dua topik dan kita boleh memilih salah satu untuk
ditanggapi). Saya memilih topik tentang mengantisipasi HOAX yang beredar di
masyarakat, sesuai petunjuk senior awardee saya coba mempraktikannya. Diawali
dengan paragraf pembuka yang umum dan mengangkat isunya, lalu memberikan tanggapan,
kemudian solusi dan kesimpulan. Karena biasa menulis cepat, saya bisa
menyelesaikan dalam hitungan menit, tapi langsung ragu tiba-tiba karena waktu
masih banyak (pikiran saya adalah nanti yang menilai akan berpikir saya ga open
mind he). Akhirnya saya coba merangkum ide untuk melanjutkan paragraf yang
sebenarnya sudah sampai pada kesimpulan, saya menambahkan contoh yang saya
lihat dari instagram dan website terkait dukungan pemimpin daerah untuk menolak
HOAX :v
Setelah itu, kami menuju ruangan
untuk LGD dan kembali di absen oleh panitia (dari 7 orang grup kami, yang hadir
hanya 5 orang karena yang satu orang tidak tahu kemana, dan satunya teman
perjuangan simulasi harus mengikuti wawancara dulu). Walhasil, dalam waktu 20
menit hanya di isi 5 orang (jangan sampe kehabisan ide ngomong hee).
Alhamdulillah, tema yang diangkat juga umum terkait BULOG dan rencana BUMDes
hee, kemarin simulasi sempat menyinggung pertanian dan bermanfaat untuk hari H
(setiap orang diberi satu lembar artikel untuk ditanggapi, tidak ada intervensi
apapun dari penguji, jadi harus memperhatikan waktu. Penguji hanya mengatakan
silahkan baca dan langsung mulai diskusi, kami hanya mengingatkan ketika waktu
habis, wuuuuuuh gregeeeet kaaan karena kita ga bakal diingetin kapan harus
mulai, itu tergantung inisiatif sendiri).
Diantara
5 orang, ternyata saya yang paling muda angkatannya 2012. Terlihat banget
ketika Senior (Hukum) membuka diskusi dilanjutkan oleh Pak Guru (IT), Pak Dosen
(Robotika), Bu Dokter berurutan menyampaikan pendapatnya, dan saya kebagian
terakhir karena kita sepakat untuk berbicara sesuai posisi duduk (posisi duduk
waktu saya ditentukan penguji). Saya hanya mengingatkan waktu di luar ruangan
bahwa bagaimanapun jika waktu tinggal sedikit langsung ambil kesimpulan,
siapapun itu. Dan alhamdulillah tiga putaran berbicara semua dan sampai pada
pembuka diskusi baru waktu habis, 4 dari kami lolos menjadi awardee LPDP,
sedangkan Pak Guru kami lolos di beasiswa lain di luar negeri :D
Alhamdulillah....
Nah,
setelah LGD kami berfoto dan saling bertukar nomor dan memasukkan dua orang yang
belum kenal ke grup WA untuk saling barkabar dan menyemangati. Saya memilih
langsung pulang dan menyiapkan amunisi untuk wawancara besoknya (padahal waktu
itu pengin ikut makan bareng temen temen seperjuangan simulasi, tapi badan udah
ngedrop huhu).
Paginya
saya dapat jadwal verifikasi berkas jam 11an, awalnya saya niat berangkat pagi
tapi karena worry, jadi saya belajar mulu wkwkwk..dan berangkat jam 10an.
Alhamdulillah tepat waktu, ga lama setelah itu jam 10.30 dah dipanggil
verifikasi dan tinggal menunggu wawancara sekitar jam 2an. Karena waktu setelah
makan siang, agak was was juga takut interviewernya lagi ga mood dan
sebagainya. Sambil menunggu sekitar 30 menitan di ruang tunggu, saya
benar-benar gemeteran apalagi ga boleh berisik, jadi diem dieman pada wkkwk..
Di
saat itulah saya benar-benar pasrah, keringat dingin, perut ga nyaman, pokoknya
ga karuan. Terus saya coba menenangkan diri, inget ke Allah. Percaya bahwa
semua orang itu baik, apalagi para interviewer yang sudah profesional mereka
pasti sangat bijaksana dan tidak mungkin memakan saya hihi..walhasil saya coba
tenang ketika dipanggil dan mengikuti saran dari senior untuk tetap tersenyum,
bawa tas di jinjing sebelah kiri dan tangan kanan menyalami para interviewer (2
laki-laki dan 1 perempuan) karena sudah sepuh saya salami dengan penuh hormat.
Komentar
pertama adalah mbak suhunya 37 derajat ini (badan gw anget hihi, padahal waktu
di luar dingin luar biasa). Dalam hati, jangan sampai dikira sakit parah, malah
aku bersyukur kalau anget berarti aku rada sehat hee, karena emang lagi sering
ngedrop ya suhunya segitu. Alhamdulillah, wawancara langsung berjalan lancar
walau dengan sedikit sentakan hebat di depan dengan deretan pertanyaan yang unpredictible hehehehe..
Pertama-tama
mereka menyuruh saya rileks, mungkin sambil beliau beliau ini membaca formulir
saya untuk menggali pertanyaan (makanya formulir saya cetak dan bolak balik di
resapi dan dibawa kemana mana haha, lebayyy). Mulailah Bapak yang ditengah
memperkenalkan diri dan dua orang lainnya. Saya cuma senyum aja kaya orang
kalau bertamu lalu dikenalin orang yang dirumah aja wkkwkw...
Pertanyaannya
seputar kegiatan kita dan rencana kedepan, termasuk bagaimana menghadapi
kendala selama ini, pencapaian terbesar selama studi dan sebagainya (nanti ada
ringkasan pertanyaan di part khusus yaa hee). Hal yang ingin saya sharingkan
adalah, ketika saya diingatkan untuk bermimpi setinggi-tingginya.
Waktu
itu saya menjawab ingin menjadi dosen. Lalu Bapak yang ditengah bilang, selain
itu jadi apa?. Saya jawab ya berkontribusi ke masyarakat saja pak. Bapaknya
bilang, jangan berpikir sempit ya mbaa, coba ada dosen yang jadi wakil presiden
lho,,siapa coba? . dan saya ngeblank wkwkk, cukup lama mikir karena unpredictible banget. Lalu saya jawab
Pak Budiono (bersamaan ketika Bapak itu bilang : itu lho penulis buku, dosen
UGM). Kemudian masih berlanjut, ada juga dosen yang jadi ketua MA, siapa mba?.
Lagi lagi ngeblank (padahal rumah ketua MA yang dimaksud dekat kampus dan saya
membaca buku beliau), maaf pak saya lupa.. dan dijawablah Pak Mahfud MD (guwe
maluuuuuu bingit). Ternyata ada lagi, dosen yang jadi ketua KPK siapa mba?
(malah gw jadi inget waktu daftar Indonesia Memanggilnya KPK, malah ga inget
nama ketuanya wkkwkw). Maaf pak, tidak tahu.
Jreeeeng...bayangin
apa ada harapan diterima dengan tiga pertanyaan yang zonk di jawab huhu...tapi
alhamdulillah setelah itu pertanyaan tentang pribadi dijawab dengan lancar dan
apa adanya sajalah. Sempat juga ditengah-tengah ditanya tentang JIL (Jaringan
Islam Liberal), siapa pencetusnya? (Saya pernah baca dan lupa banget), saya cuma
menjawab kalau tidak salah markasnya di jogja pak, tapi saya benar-benar lupa
namanya. Saya dulu pernah mau mendaftar beasiswa skripsi dari penerbit X, tapi
setelah tau itu dikelola orang JIL, saya mundur (jawaban ga nyambung haha, tapi
minimal udah ngebuktiin kalau gw pernah baca tentang JIL).
Disela-sela
pertanyaan terkait kegagalan juga sempat dibikin down dengan respon seperti ini: masa cuma itu mba, apalagi yang
lainnya?/ sambil mikir ala anak kecil, saya jawab aja yang terlintas di benak
saya hee (tapi tetap semua itu sudah saya petakan sedemikian rupa, agar
pertanyaan sensitif tetap penyampaiannya positif dan apa adanya serta dapat
menunjukkan bahwa kita bisa survive dengan kondisi seberat apapun). Kalau
mudahnya senior bilang, jangan sampai interviewer yang membawa arus, tapi
kitalah yang membawa arus itu dan tetap positif apapun jawabannya, bahasakan
dengan baik dan positif serta apa adanya.
Jadi,
ketika kita jawab pertanyaan para interviewer maka pertanyaan selanjutnya itu
berdasarkan apa yang kita jawab, makanya biar terus mengalir positif ya kita
harus membawa alurnya hee..Ternyata pengalaman dua teman saya yang wawancara di
hari pertama itu benar apa adanya, yang satu dicecar terkait rencana kedepan
dan dia sempat stuck (ini belum lulus
tapi insyaAllah dapat rejeki yang lain). Yang satu lagi ditanya kontribusi ke
masyarakat dan agak ngedown (tapi lulus juga koq hee). Saya dicecarnya ga
terlalu banyak dan cuma 30 menitan, padahal banyak yang sampai 50-70 menit
katanya.
Hal
yang menarik lainnya, ketika mereka menyadari gaji dari beberapa pekerjaan yang
pernah saya jalani. Waktu itu mereka bilang sudah selesai lalu saya menyalami
mereka. Tiba-tiba ditanya lagi, itu perusahaanya di sebalah mana? Koq mba malah
sekarang gajinya lebih kecil padahal sudah sarjana? #whatdoyouthink?
Akhirnya
saya jawab sambil berdiri ragu, saya mencari kenyamanan pak dan saya enjoy di
sini (akhirnya saya kembali duduk sebentar), lalu berlalu begitu saja sambil nyengir
ga jelas wkwkkw. Hal yang saya lupakan adalah tidak meminta para interview
untuk kalau bisa saya diberi kesempatan (sebagaimana pesan senior hee). Saya
cuma berterimakasih dan keluar dari ruangan.
Rasanya
sudah sangaaat lega walau belum pengumuman waktu itu, rasanya emejing banget,
setelah seminggu pagi sampai sore pelatihan, sorenya mendampingi anak UN,
malamnya saya coba sempatkan menggarap tugas dan latihan dengan teman-teman.
Akhirnya terlewati juga setiap proses yang memberikan saya banyak pelajaran
hidup. Setiap selesai pendampingan saya bilang bahwa adik sudah berikhtiar, hasilnya diserahkan ke Allah. kalau capek tidur
segera. Mb iin juga masih belajar setelah ini, mb iin juga ada ujian sama kaya
adik, jadi mba iin mohon doanya juga yaa, setelah itu saya didoakan juga
oleh ibunya (How I miss that moment).
Waktunya
menunggu satu bulan untuk hasil LPDP, SIMAK UI, dan juga TOEFL ITP kedua saya.
Kalau saya hanya menunggu maka akan terasa bosan dan tidak berguna. Jadi saya
anggap itu sebagai bonus di bulan Ramadhan tahun ini. Selama menunggu, kita
banyakin deh doa, membantu orang lain, belajar agama, dan hal positif lainnya
(Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan mudahkan urusannya). Dan
alhamdulillah secara berturut-turut pengumuman UN, LPDP, SIMAK UI dan TOEFL ITP
sudah dilalui juga
.Bukankah Allah Maha Mendengar? Bahkan bisa saja sedikit hal yang terbersit dalam hati itu justru yang Allah segerakan takdirnya. Allah pasti akan mengabulkan doa hamba Nya, selama hamba itu yakin tanpa keraguan (ketauhidan dan keimanan akan memperkuat doa kita). Jika doa kita belum dikabulkan, percayalah Allah akan mengabulkannya di masa yang akan datang baik untuk keturunan kita atau menggantinya di akhirat kelak. Jika doa belum dikabulkan, coba tanya kepada diri sendiri apakah kita sudah benar-benar yakin? Sudahkah kita mengurangi hijab penghalang dikabulkannya doa kita? Seperti dosa-dosa yang mungkin kita lakukan tanpa sadar dan kita lupa untuk bertaubat. Sudahkah makanan dan minuman yang masuk ke dalam aliran darah kita ini halal? Sudahkah kita mensucikannya dengan bersedekah dan berzakat?
Wallahua’lam..(sebagai pengingat diri, karena diri ini hanya manusia awam yang perlu banyak belajar).
Komentar
Posting Komentar