Part 7-List Topik LGD dan Essay on The Spot LPDP 2016-2017

Part 7
List Topik LGD dan Essay on The Spot LPDP 2016-2017

Oleh Lu’liyatul Mutmainah

Pada tahap substansi, kita juga harus membuat essay lagi, tapi essay yang ini langsung dikerjakan di lokasi tes atau biasa kita sebut EOTS (Essay On The Spot). Essay seperti ini benar-benar melatih ketajaman analisis dan daya kritis kita sebagai akademisi. Selain itu, agar dapat menulis essay secara langsung dengan mudah kita harus latihan menganalisa, berpikir, dan menuliskan pendapat atau tanggapan kita terhadap suatu topik.
Saya pernah diberikan saran bahwa tulisan yang kita buat kalau bisa seimbang dan memiliki data. Seimbang dalam arti tidak terlalu condong pada suatu pihak, karena biasanya topik yang disajikan juga di minta memilih satu dari dua hal. Kenapa harus memiliki data? Karena dengan menyajikan data, pembaca akan melihat perbedaan kita sebagai akademisi, data juga bisa memperkuat opini yang kita berikan, data juga menunjukkan bahwa kita pernah membaca topik yang disajikan.
Ingat bahwa menulis itu lebih sulit dari membaca, kita tidak bisa menulis tanpa membaca. Karena saya sendiri merasakan bahwa proses menulis itu terjadi dari mulai ada niat kita membaca, sebagaimana tulisan ini saya sudah lama memikirkan dan berkontemplasi sejak saya membaca blog para awardee, pengalaman teman-teman dan cerita orang lain, serta ketika mengikuti seminar LPDP.
Proses EOTS itu sendiri sangat sederhana, dua grup LGD masuk ruangan lalu di sana sudah disediakan kertas satu lembar yang kosong dan satu lembar kertas berisi petunjuk membuat essay. Di kertas petunjuk itu terdapat dua topik yang akan kita ambil salah satunya untuk membuat essay. Kalau tidak salah waktunya 30 menit, jadi saran saya adalah perhatikan dulu topik yang kita tentukan, petakan di dalam pikiran gagasan-gagasan yang akan kita tulis, contoh yang akan diberikan, dan kesimpulan akhirnya.
Kita tidak perlu menulis rancangan tulisan, langsung tulis essaynya dan jangan lupa tuliskan judul topiknya di atas essay kita ya. Dari belajar simulasi hingga pelaksanaan tes, berikut ini beberapa topik yang cukup populer:
-          Antartika semakin hijau karena ditumbuhi lumut
-          Ekonomi kelautan sebagai pertumbuhan baru di Indonesia
-          Publik perlu diselamatkan dari pengaruh berita palsu (intinya antisipasi berita hoax)
– ini essay yang saya tuliskan karena lebih umum daripada terkait kemaritiman.
-          Tahun 2016 Indonesia iklim terpanas
-          Seni budaya Indonesia sebagai perekat berbangsa dan bernegara
-          Merupakan karunia bahwa Indonesia terbentuk dari serpihan-serpihan budaya yang kaya
-          Perusahaan lokal dan perusahaan global
-          UU terorisme
-          Macet tol jagorawi
-          Rokok sebagai zat adiktif
-          Mengatasi Homoseksual yang bertentangan dengan agama

Kita tidak perlu panik ketika dua topik yang diberikan benar-benar tidak kita kuasai. Oleh karena itu, kita dianjurkan banyak membaca koran sejak mendaftar LPDP minimal atau melihat berita nasional. Kalaupun benar-benar kita tidak menguasai, minimal kita bisa beropini sebagai masyarakat, akademik atau apapun yang bisa kita sampaikan. Belajar menulis yang rapi, padat, ringkas, dan jelas serta tidak bertele-tele.
Setelah melaksanakan EOTS, kami diarahkan menuju ruangan LGD dan menunggu penguji memanggil kami di luar ruangan. Sambil menunggu, kami bisa kembali saling berkenalan dan mengatur strategi. Misalnya siapa pembuka, time keeper, penutup, peran sebagai pemerintah, masyarakat, praktisi dan sebagainya. Tapi karena waktu kami sebentar, kami hanya mengatur strategi bahwa kesimpulan segera diutarakan ketika waktu hampir habis dan langsung ada yang berinisiatif memulai.
Setelah dipersilahkan masuk, kami diminta memasang nama di atas meja dan duduk diatur oleh penguji. Kami dipersilahkan membuka artikel di depan kami dan waktu sudah langsung dihitung tanpa penguji memberikan arahan untuk memulai diskusi (lagi lagi harus inisiatif). Dengan kode lirikan mata antar tim, akhirnya dimulailah dari ujung sebagai pembuka dan memperkenalkan diri sebagai moderator. Dilanjutkan teman disampingnya memperkenalkan diri dan peran yang diambil lalu mengutarakan pendapatnya, begitu seterusnya (perkenalan hanya saat pertama kali berbicara ya, walaupun banyak peran sebagai masyarakat tapi kami bisa saling support opini setiap anggota tim). Setelah tiga putaran dan 15 menit berlalu, penguji mengingatkan waktu 5 menit lagi dan itu cukup untuk tiga orang berbicara.
Beberapa topik LGD (bentuknya artikel satu halaman, bukan topik seperti EOTS) yang keluar waktu itu adalah:
-          Kebebasan pers
-          Transformasi 50 tahun bulog (saya mendapat artikel ini)
-          Kebijakan di Malaysia, admin grup WA bisa dipenjara karena menyebarkan berita hoax
-          Pendidikan: think global, act local
-          Pria cenderung melakukan apa saja demi mendapatkan “like” di sosial media
Tips dalam mengikuti LGD:
-          Mencari tim LGD untuk meet up atau latihan sehingga tahu karakter dan bidang masing-masing
-          Perbanyak diskusi, membaca berita, atau mengetahui isu terkini
-          Mencoba latihan berpendapat dengan tenang, to the point, dan disertai data atau  contoh (spesifik tidak berandai-andai)
-          Berlatih kontak mata saat berbicara dengan seluruh tim, bukan hanya pada satu tujuan
-          Ingat prinsip bahwa kita harus menghargai pendapat orang lain dan kita dibatasi oleh waktu (usahakan bicara 1-2 menit saja), jangan mendominasi diskusi yaa
-          Bicara tanpa ragu apalagi ada ehm, e, gimana ya?
-          Tidak perlu menulis isi diskusi, tulis yang penting dan tetap jaga pandangan ke arah yang berbicara (menulis tanpa melihat teks)
-          Kita beri pandangan positif dan mendorong berbicara jika ada teman yang mulai bingung, itu sangat berdampak.
-          Jika ingin menyanggah atau berpendapat, kita bisa mulai dengan menghargai pendapat teman-teman lain dengan kalimat misalnya: “terimakasih atas pendapat teman-teman sebelumnya, saya juga sangat mendukung gagasan yang sampaikan oleh saudara... (baru kenal udah inget nama kan keren, itulah fungsi nama di meja ya...).
-          Jika ada yang sudah keluar dari topik dan tidak relevan, ketika giliran anda berbicara, coba ajak yang lain untuk kembali ke inti permasalahan dan solusi
-          Coba ambil inisiatif menjadi moderator, time keeper, atau penutup tapi tak perlu berambisi. Karena satu tim kami juga 80% ( 4 dari 5 orang) alhamdulillah lolos walau time keeper, moderator dan penutup kami percayakan pada si pembuka.
Tes substansi setiap kota itu berbeda, jadi di grup telegram kami juga mencoba mencari info dari kota lain yang sudah melaksanakan tes. Akan tetapi, semua jauh dari perkiraan karena ternyata tema (LGD/EOTS) yang di Jogja berbeda dengan kota lain yang sudah tes sebelumnya dan beberapa isu yang terdapat di tes LPDP 2016 justru keluar lagi di LPDP 2017 (everything is unpredictible, but we can make it possible to do everything).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 2 Mengenal Proses Seleksi Beasiswa LPDP

Part 9-Pengalaman SIMAK UI 2017