Part 9-Pengalaman SIMAK UI 2017

Part 9
Pengalaman SIMAK UI 2017 

Oleh Lu’liyatul Mutmainah
Nah, setelah curhatan sebelumnya terkait seleksi beasiswa, sekarang saatnya saya sedikit sharing terkait perjalanan mendaftar kuliah S2 di salah satu kampus kebanggaan di Indonesia (semua mahasiswa bangga dengan kampusnya lah yaa!, sipp). Setelah lulus dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, saya memantapkan hati untuk studi lanjut di Universitas Indonesia untuk Program Interdisiplin di Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PS KTTI) dengan peminatan Ekonomi dan Keuangan Syariah. Harapan besar saya agar bisa mendalami keilmuan yang saya dapatkan ketika S1 di Jurusan Perbankan Syariah dan bisa mengajar di salah satu kampus di masa yang akan datang (aamiiiin).
Waktu ada LPDP Edufair di Jogja (tepatnya di UMY), kebetulan saya ikut sesi sharing dari kampus UI dan dari sana saya mendapatkan banyak insight dan juga melihat sistem yang sudah sangat rapi terkait para mahasiswa awardee LPDP yang kuliah di sana (FYI, banyak sekali urusan administrasi dan birokrasi di tingkat kampus, jadi kalau sistemnya sudah jelas seperti penjelasan dari pihak UI seperti ini rasanya sangat melegakan).
Setelah pulang dari sana, saya coba melihat lagi jadwal SIMAK UI (Seleksi Ujian Masuk UI) yang hampir setiap tahun sama waktunya. SIMAK UI ada 3 gelombang dengan rincian sebagai berikut (2015-2016):
Pendaftaran : Seleksi:              Pengumuman
Gasal Gel 1 : Februari-Maret          April-Mei
Gasal Gel 2 : April-Mei                  Juni-Juli
Genap        :  Oktober-November November-Desember

Waktu Keterangan
07.00-07.30 Persiapan
07.30-10.00 Tes Kemampuan Akademik (semacam TPA)
10.00-11.00 Istirahat
11.00-12.30 Bahasa Inggris (TOEFL Advance tanpa Listening)

Untuk tanggalnya bisa berbeda-beda, lengkapnya silahkan di web UI. Pada tahun 2017, saya terlewat untuk mendaftar di gelombang 1 dan sepertinya masih belum fokus karena mengejar LPDP). Saya bolak balik membuat jadwal di sticky notes dan strategi saya adalah jika lolos tahap OA LPDP baru saya akan memantapkan diri mengikuti tes SIMAK UI gelombang 2 (tes 21 Mei), karena tes ini juga memerlukan persiapan mental dan otak juga.

Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos seleksi Online Assesment LPDP dan fokus persiapan seleksi substansi terpecah dengan persiapan tes SIMAK UI. Tapi ini juga tantangan bagi diri saya agar mengatur jadwal saya dengan baik. Saya membuat akun simak UI dan membayar biaya pendaftaran di hari terakhir (Biaya pendaftaran: Rp 750.000-Rp 1.000.000 tergantung jurusan). Nah, ketika persiapan seleksi substansi LPDP, saya bertemu dengan teman-teman yang satu tujuan ke UI dan kita tes di hari yang sama dan memilih lokasi di Jogja. Walhasil, setidaknya saya tidak merasa berjuang sendirian dan sekali dayung bisa dua pulau terlampaui.

 Hal yang membuat saya agak panik adalah pengumuman tanggal tes substansi belum keluar dan saya khawatir kalau nanti tes substansi dan SIMAK UI ternyata bersamaan.  Qadarullah, Allah Maha Baik, tes substansi saya di tanggal 22-23 Mei (2 hari) dan SIMAK UI saya adalah tanggal 21 Mei, jadilah 3 hari perjuangan dengan penuh hikmah. Saya merasa sangat beruntung karena SIMAK Gelombang 2 ini di adakan di beberapa kota karena bersamaan dengan seleksi S1. Lokasi tes di Jogja juga ada, tepatnya SMK Muhammadiyah 3/ seberang Hotel Tentrem).

Karena tesnya hari minggu, saya survei mencari lokasi tes juga di hari minggu agar tahu kondisi dari perjalanan hingga lokasi. Ketika survei, perjalanan sangat lancar dan tidak macet seperti hari-hari biasanya. Dan ketika sampai lokasi, ada guru yang memberitahu untuk ruangan tesnya bisa di lihat H-1 ketika siswa sudah pulang semua hari sabtu nanti. Mau tidak mau sabtu saya harus datang lagi, agar hari H tidak bingung dengan denah lokasi dan ruangan yang digunakan.

H-1 saya dan teman seperjuangan LPDP kembali ke lokasi dan dia belum pernah survei, walhasil di jalan kami terpisah tapi untungnya ketemu juga. Ketika sampai di lokasi sore hari menjelang maghrib, ramai para calon mahasiswa dan walinya yang juga mencari ruangan untuk tes. Tapi kami hanya bisa melihat melalui denah, kami tidak diperkenankan masuk ke lokasi sekolah. Lagi-lagi mau tidak mau kami besok harus sampai pagi-pagi agar bisa menemukan ruangan kami.

Tibalah hari H, saya berencana berangkat dari kos jam setengah 6 tapi karena suatu hal saya keluar jam 6 dan masyaAllah sungguh perjalanan yang tidak saya sangka sebelumnya. Saya kira Car Free Day di depan Gramedia sudah tidak ada, ternyata saya terjebak CFD dan terpaksa harus memutar jalan. Setelah sampai tugu belok kanan, saya kembali dihadapkan dengan penutupan jalan karena ada acara dan saya tidak biasa dengan jalanan di daerah tersebut, walhasil saya hanya mengikuti orang-orang belok dan sempat tanya dengan orang di jalan yang membawa papan tes, ternyata dia mau tes seleksi S1 di UGM (panik dan sedikit nangis) karena jalannya sangat macet plus ada lampu merah. 

Kemudian, saya coba tanya lagi orang di jalan, kemana arah ke hotel Tentrem, kemudian saya menemukan jalan yang ditunjukkan. Sampai lampu merah berikutnya, saya masih panik dan menanyakan jam. Saya kira sudah jam 7, ternyata baru jam 6.30 (waktu itu saya matikan HP dari malam agar fokus, tidak memakai jam tangan karena harus dilepas juga ketika tes).

Sampai lokasi, ternyata saya harus lewat jalur belakang jadi inilah tiga putaran jalan yang tak terduga di pagi itu. Sampai pintu belakang, kami ternyata masih belum boleh masuk. Kami hanya parkir lalu menunggu pintu gerbang di buka pada pukul 07.00. saya langsung mencari teman saya dan bertemu di depan pintu gerbang. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan saya masuk gerbang pertama kali berharap bisa langsung duduk di ruangan ber AC, ternyata salah lagi, pintu masih di kunci dan kami menunggu di teras kelas. Yang lebih membuat saya panik adalah ketika mengobrol dengan mbak mbak di teras, ternyata itu SIMAK kedua yang dijalaninya dan menceritakan kesulitan saat menjalani tes (hadeeeh, gimana saya, yang masih pertama kali).

Setelah masuk ruangan, kami diberikan waktu setengah jam untuk persiapan termasuk ke toilet, melepas atribut yang di larang (hanya boleh alat tulis tanpa tempat pensil serta identitas di atas meja), mengisi identitas juga sangat banyak, kemudian ada juga saksi dari dua peserta tes (kebetulan karena saya di depan, saya tanda tangan jadi saksinya).

Setelah membuka lembar soal, ternyata memang tidak sesuai dengan bayangan saya (karena soal yang saya download ternyata SIMAK untuk S1 hahaha). Tapi Bismillah ajalah, sebelumnya saya coba ikut Paps UGM untuk manajemen waktu dan melatih logika. Jadi sebisa mungkin saya mengerjakan semua soal dengan waktu yang terbatas. Karena ada pengurangan skor untuk sesi TPA, jadi hanya sekitar 10 soal kuantitatif yang bisa saya kerjakan dan untuk soal verbal serta lainnya, saya usahakan mengerjakan semua. Sedangkan sesi Bahasa Inggris tidak ada pengurangan nilai, tapi tetap ada sekitar 10 soal reading yang tidak sempat dikerjakan karena waktu habis. 

Setelah tes, saya menyadari masih banyak sekali kekurangan saya terutama di logika. Dan saya sadar saya tidak bisa istirahat dengan tenang karena masih harus menyiapkan tes substansi dua hari kemudian. Dan masih menunggu sebulan lagi untuk mengetahui keputusan LPDP (19 Juni) maupun kelolosan SIMAK UI (21 Juni).

Langkah-langkah Pendaftaran SIMAK UI:
1. Membuat akun dan mendaftar di web berikut ini: http://penerimaan.ui.ac.id
2. Setelah kita membuat akun, ada semua informasi yang kita butuhkan di akun tersebut
3. Beberapa hal yang di isi antara lain:

a. Nama lengkap dan nomor identitas (seperti: KTP) serta tanggal lahir
b. Pilihan Program Studi
c. Pendidikan Terakhir: Nama PT, Alamat PT, Jenjang Pendidikan (S1/S2), Fakultas dan Jurusan, Akreditasi Jurusan, Nomor Ijazah, Nama Dekan dan Rektor yang ada di Ijazah, tanggal lulus, dan IPK (jangan sampai lupa naruh ijazah yaa)
d. Informasi tambahan: TPA dan TOEFL (1 tahun terakhir lho) serta instansi kerjasamanya (waktu itu saya cuma punya TOEFL), tidak ada semua juga tidak apa-apa
e. Alamat
f. Ujian Seleksi (milih tempat untuk seleksi, saya memilih Jogja dan tempatnya diberitahukan setelah membayar dan bisa mendownload kartu ujian)
g. Kita juga harus upload foto resmi

4. Setelah itu kita bisa mendownload formulir yang ada nomornya di pojok kanan atas
5. Nomor yang ada di formulir itu yang kita bawa waktu mau membayar pendaftaran
(panduannya ada semua di akun tersebut)
6. Setelah itu, kita bisa mendownload kartu ujian dan ada lokasi tesnya

 Beberapa tips yang mungkin bisa saya bagikan, antara lain:
1. Luruskan niat mencari ilmu untuk meraih ridho Nya
2. Pastikan tidak salah jadwal dan sudah tahu lokasi tes termasuk medan yang dilalui
3. Mulai latihan mengerjakan soal TPA dan TOEFL (advance, jadi vocabulary lumayan diperbanyak aja ya)
4. Untuk tes TPA ada tiga tipe yaitu tes verbal, logika dan kuantitatif. Masing-masing ada 50 soal, ada aturan salah -1 (jadi kalau bisa kerjakan dengan sungguh-sungguh ya, tapi jangan banyak kosongnya juga).

Beberapa contoh yang saya ingat sebagai berikut:

Verbal = biasanya 3 kata (seperti tes TPA biasanya)
Logika = susunan tempat duduk atau kamar jika ada aturan tertentu, siapa sampingnya siapa dan sebagainya (ini cukup menantang bagi saya)
Kuantitatif = intinya permainan persamaan, kadang saya mikir intinya cari X,Y,Z itu sama dengan, lebih kecil atau lebih besar dari 0 atau 1. Jadi kalau ada permisalan X, Y, Z saya pakai cara praktis dengan mengumpakan menjadi angka 0,1 atau -1. 

5. Setelah itu ada waktu istirahat, barang kali mau sarapan ringan dengan roti, sholat dhuha, mengaji atau belajar TOEFL.
6. Untuk tes Bahasa Inggris ada 90 soal (Structure and Reading). Dulu saya dapat reading yang beda dari TOEFL biasanya (biasanya kan American banget, terkait railway, world war, industrialisasi, dan sebagainya). Readingnya waktu itu banyak tentang ilmu kedokteran, istilah biologi, dan saya sama sekali sudah pasrah hahaha...untuk soal seperti refers to dan sinonim juga bukannya mencari yang benar, tapi dari empat jawaban cari yang salah (kan jadi mikir lama hehhee). Untuk tes ini tidak ada pengurangan nilai, jadi kalau sempat di isi semua aja (dulu saya 10 nomor ga di isi).
7. Kita harus mengerjakan sesuai dengan sesinya, sesi verbal ya tidak boleh mengerjakan yang lain (dua pengawas lho), reminder waktunya itu di tulis di papan karena kita tidak boleh memakai jam tangan juga.
8. Tips dari salah satu sahabat saya (Semoga selalu diberkahi Allah) adalah bersholawat.
9. Blogwalking bagi saya membantu untuk mendapat gambaran tes, ini salah satu favorit saya https://abdulkarimamin.wordpress.com/tag/pengalaman-ikut-simak-ui/



Komentar

  1. tak tunggu tulisan lainnyaaaa. I love you soo much :*

    BalasHapus
  2. maaf mau tanya, bener ga peserta simak ui dari tugas belajar PNS itu udah pasti lulus ?
    pertanyaan kedua, bagaimana kalau skor tpa dan b.ing tidak sampai 500 tapi peminat pada jurusan tersebut sedikit, apakah pasti lulus?

    BalasHapus
  3. Belum tentu setahun saya...semua pakai passing grade..walaupun yang lolos emang dikit.. bahkan kadang klopun cuma 2 yang lolos..yaudah bisa deffer nunggun semester depan biar sekelas ga cuma berdua..tapi ada juga yang beneran cuma 2 orang doang sekelas..cerita senior...angkatan saya juga cuma 7 orang yg satu kelas.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Part 2 Mengenal Proses Seleksi Beasiswa LPDP

Part 7-List Topik LGD dan Essay on The Spot LPDP 2016-2017